Thursday, November 7, 2024

Kebijakan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan oleh Kapustekkom

Tema Rakor TIK 2017 adalah “TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan yang Merata, Berkeadilan dan Berkualitas“.Rakor kali ini adalah Rakor khusus, yang bukan hanya mengundang Balai Tekkom, tetapi juga unit P4TK dan LPMP yang juga memiliki kekuatan yang tinggi untuk koordinasi pemanfaatan TIK di Indonesia.

Permasalahan utama pendidikan di Indonesia:

  1. Layanan pendidikan belum merata dan adil berbasiskan wilayah kepulauan.
  2. Pengembangan SDM pendidikan yang terbatas, belum terstruktur dan terintegrasi. Pelatihan masih bersifat sporadis, monitoring juga belum dilakukan.
  3. Proses pembelajaran yang masih mengacu pada pembelajaran konvensional. Kondisi pendidikan di Indonesia bisa digambarkan seperti ini, bangunan gedung sekolah dibuat pada abad 19, gurunya berpola pikir abad 20 dan siswanya berada di abad 21.

Untuk pemanfaatan TIK, Pustekkom telah membangun konten, aplikasi, dan siap membantu untk memfasilitasi, memberikan pelatihan di daerah. Bapak Ibu tinggal mempersiapkan infrastrukturnya. Permasalahan yang kedua, untuk masalah SDM, Jumlah guru berjumlah 3 juta, jika setiap guru harus dilatih 10 jam, maka perlu waktu yang panjang untuk dapat melatih guru. Belum lagi belum terkoordinasinya pelatihan guru, tidak ada monitoring dan pemetaan guru yang telah dilatih.

Pengembangan SDM:

  1. Pelatihan SDM yang terbatas
  2. Guru belum dilatih secara rutin, periodik dan sistematis
  3. Manajemen pelatihan yang belum terintegrasi
  4. Monitoring hasil pelatihan yang belum dilakukan

Pentingnya keahlian-keahlian yang terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan jaman, cepatnya pergeseran teknologi menyebabkan cepatnya perubahan bidang-bidang pekerjaan yang dibutuhkan di masyarakat, mengikuti perkembangan jaman.

Pemerataan guru juga merupakan problem yang dapat diselesaikan melalui teknologi dimana guru-guru dapat mengisi gap atau jarak kebutuhan akan guru di ruang-ruang belajar yang tidak memiliki guru untuk mengajar siswanya. Pola pelatihan online pun sudah dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah yang memiliki keterbatasan seperti anggaran dan SDM.

Pustekkom mengembangkan cara untuk melatih guru agar semua guru bisa terlatih, tanpa perlu moving dari daerah ke Jakarta. Pustekkom memiliki level kompetensi TIK guru menjadi 4 jenjang; Jenjang 1 – 3 adalah jenjang yang diadopsi dari UNESCO, yaitu ICT Literacy, Knowledge Sharing, Knowledge Creator. Jenjang ke-4 adalah Knowledge Sharing, yang kami tambahkan sesuai dengan budaya guru-guru di Indonesia. Solusi yang ditawarkan Pustekkom adalah membangun sistem diklat online bagi guru yang dibagun oleh anak bangsa sendiri.

Peningkatan fungsi perangkat teknologi yang tidak hanya diperuntukkan sebagai laboratorium saja namun dapat mendukung fungsi-fungsi lain seperti:

  • Pengembangan konten
  • Pengembangan kolaborasi
  • Pemanfaatan e-administrasi
  • Pemanfaatan evaluasi dan monitoring

Pemanfaatan fasilitas dan infrastruktur Pustekkom untuk membantu mengatasi permasalah-permasalahan pendidikan. Mulailah dengan pemanfaatan secara lokal tanpa koneksi ke internasional. Akses aplikasi domestik untuk ketahanan dan kesejahteraan bangsa.

Dengan anggaran daerah yang terbatas, dimohon jangan sekali-kali membeli konten, aplikasi, lms, dan lain-lain yang sebenarnya kurang dibutuhkan. Silahkan gunakan aplikasi, konten, LMS yang sudah dikembangkan oleh Pustekkom, silahkan di-mirroring dan digunakan sesuai kebutuhan.

Pentingnya sinergi untuk keberhasilan bersama, bersama dalam merubah pembelajaran konvensional menjadi inovatif. Silahkan seluas-luasnya memanfaatkan segala solusi dari Pustekkom. Manfaatkan kesempatan Rakor ini untuk memulai sinergi dalam mengatasi keterbatasan.

(Sumber (tanpa merubah redaksi) : http://rakortik.kemdikbud.go.id/)

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.