Monday, November 4, 2024

Potret Sekolah Model Propinsi Riau

Data Kemdikbud Tahun 2014 secara nasional baru 16% dari jumlah sekolah di Indonesia (217.586 sekolah) baru memenuhi SNP. Standar kualitas pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah berbeda dengan yang dilaksanakan oleh sekolah sehingga sebagian besar kualitas yang dihasilkan belum memenuhi standar yang diharapkan. Perlu program yang lebih terarah untuk mencapai SNP, yaitu penerapan program Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan sasaran sekolah binaan dan imbas yang bertujuan untuk :

  1. Melakukan pembinnaan dalam penerapan program SPMI sekolah binaan dan sekolah Imbas
  2. Melakukan percepatan peningkatan mutu pendidikan melalui pembinaan dan pendampingan langsung.
  3. Melibatkan sekolah-sekolah yang binaan dalam meningkatkan mutu pendidian melalui diseminasi kepada sekolah imbas.
  4. Memberdayakan pihak-pihak lain untuk percepatan peningkatan mutu pendidikan.

Adapun manfaat yang akan diperoleh adalah :

  1. Sekolah dapat memahami dan menerapkan program SPMI dalam pengelolaan manajerial dan akademiknya.
  2. Meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan dalam pengelolaan satuan pendidikan.
  3. Meningkatkan kompentensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
  4. Meningkatkan mutu pendidikan sekolah khususnya di Provinsi Riau.

Program Sekolah Model 2016

Sekolah Binaan

NO Kabupaten

Jumlah Sekolah Model

Jumlah

SD SMP SMA SMK
1 Pekanbaru 4 2 1 1 8
2 Kampar 4 2 1 1 8
3 Siak 4 2 1 1 8
4 Pelalawan 4 2 1 1 8
5 Kuantan Singigi 4 2 1 1 8
6 Bengkalis 4 2 1 1 8
7 Rokan Hulu 4 2 1 1 8
8 Rokan Hilir 4 2 1 1 8
9 Indragiri Hulu 4 2 1 1 8
10 Indragiri Hilir 4 2 1 1 8
11 Meranti 4 2 1 1 8
12 Dumai 4 2 1 1 8
Jumlah 48 24 12 12 96

Jumlah Bantuan

Program Sekolah Model 2017

Sekolah Binaan

NO Kabupaten Jumlah Sekolah Model Jumlah
SD SMP SMA SMK
1 Pekanbaru 7 4 3 3 17
2 Kampar 6 3 3 3 16
3 Siak 7 3 2 2 16
4 Pelalawan 5 4 2 4 15
5 Kuantan Singigi 7 4 3 2 16
6 Bengkalis 6 4 3 3 16
7 Rokan Hulu 6 4 3 3 16
8 Rokan Hilir 6 4 3 3 16
9 Indragiri Hulu 6 4 3 3 16
10 Indragiri Hilir 6 4 3 3 16
11 Meranti 8 4 2 2 16
12 Dumai 7 4 3 2 16
Jumlah 76 48 34 34 192

Jumlah Bantuan

Total bantuan Rp 1,92 M dengan besar bantuan per sekolah Rp. 10.000.000,-

Program Sekolah Model 2018

Sekolah Binaan

NO Kabupaten Jumlah Sekolah Model Jumlah
SD SMP SMA SMK
1 Pekanbaru 7 4 3 3 17
2 Kampar 6 3 3 3 16
3 Siak 7 3 2 2 16
4 Pelalawan 5 4 2 4 15
5 Kuantan Singigi 7 4 3 2 16
6 Bengkalis 6 4 3 3 16
7 Rokan Hulu 6 4 3 3 16
8 Rokan Hilir 6 4 3 3 16
9 Indragiri Hulu 6 4 3 3 16
10 Indragiri Hilir 6 4 3 3 16
11 Meranti 8 4 2 2 16
12 Dumai 7 4 3 2 16
Jumlah 76 48 34 34 192

Jumlah Bantuan

Total bantuan Rp 1,92 M dengan besar bantuan per sekolah Rp. 10.000.000,-

Program Sekolah Binaan 2019

Sekolah Binaan

NO Kabupaten Jumlah Sekolah Model Jumlah
SD SMP SMA SMK
1 Pekanbaru 7 4 3 3 17
2 Kampar 6 3 3 3 16
3 Siak 7 3 2 2 16
4 Pelalawan 5 4 2 4 15
5 Kuantan Singigi 7 4 3 2 16
6 Bengkalis 6 4 3 3 16
7 Rokan Hulu 6 4 3 3 16
8 Rokan Hilir 6 4 3 3 16
9 Indragiri Hulu 6 4 3 3 16
10 Indragiri Hilir 6 4 3 3 16
11 Meranti 8 4 2 2 16
12 Dumai 7 4 3 2 16
Jumlah 76 48 34 34 192

Jumlah Bantuan

Total bantuan Rp.3,84 M dengan besar bantuan per sekolah Rp. 20.000.000,-

Program SPMI Tahun 2016

1. Bimtek

  1. Bimtek untuk Fasilitator Daerah (Fasda): 4 orang pengawas tiap kabupaten/kota di LPMP Riau; nantinya mendampingi sekolah binaan dan sekolah imbas dalam pelaksanaan SPMI
  2. Bimtek dilaksanakan selama 5 hari pola 52 JP dengan tujuan : sekolah mampu melaksanakan seluruh siklus penjaminan mutu (SPMI)
  3. Pelatihan sekolah binaan di LPMP Riau
  4. Tiap sekolah terdiri dari 5 orang (1 kepala sekolah, 1 pengawas pembina, 1 operator, dan 2 orang guru)
  5. Pelatihan sekolah imbas di LPMP Riau: 1 orang kepala sekolah/sekolah

2. Pendampingan

Kegiatan Pendampingan dilakukan oleh pengawas sekolah dan instruktur lokal.

B. Program SPMI Tahun 2017

1. Bimtek

Bimtek SPMI dilaksanakan di Kabupaten/ Kota dengan narasumber Fasda.

2. Pendampingan

Tiap kabupaten kota didampingi oleh satu orang widyaiswara untuk 4 sekolah (1 SD, 1 SMP, 1 SMA, dan 1 SMK).

C. Program SPMI Tahun 2018

1. Bimtek

Penguatan Bimtek SPMI dilaksanakan di LPMP Riau dengan narasumber Fasnas/Fasda LPMP Riau.

2. Pendampingan

Tiap kabupaten kota didampingi oleh satu orang widyaiswara untuk 4 sekolah (1 SD, 1 SMP, 1 SMA, dan 1 SMK) dengan materi Model Kelas Sukses (MKS).

D. Program SPMI Tahun 2019

1. Bimtek

Bimtek SPMI dilaksanakan di satuan pendidikan dengan nara sumber LPMP dan Fasda dengan peserta dari sekolah binaan dan sekolah imbas.

2. Pendampingan

  • Pendampingan SPMI dilakkukan oleh Fasda untuk melihat keberlangsungan (melalui dokumen dan pelaksanaan) sebanyak 2 kali.
  • Pendampingan pemenuhan mutu oleh WI dan Instruktur Kurikulum.
  • Pendampingan dilaksanakan sebanyak 2 kali setiap satuan pendidikan yang berupa materi wajib dan materi pilihan.
    • Materi Wajib: PPK dan Literasi dalam Pembelajaran , dengan peserta terdiri dari sekolah binaan dan sekolah imbas.
    • Materi Pilihan : Dilihat dari Rapot mutu sekolah, seperti materi Penilaian, Pembelajaran HOTs, Penyusunan RPP, dll.

Pelaksanaan SPMI Tahun 2016

1. Pelaksanaan Kegiatan

Tahun 2016 pendampingan dilaksanakan oleh sekolah secara mandiri, sekolah melibatkan instruktur lokal dan pengawas

B. Pelaksanaan SPMI Tahun 2017

1. Pelaksanaan Kegiatan

  1. Analisis kebutuhan awal
  2. Monitoring dan Evaluasi menggunakan Instrumen, Wawancara, observasi dan  diskusi
  3. Penyampaian saran perbaikan
  4. Pemaparan materi (jika dibutuhkan)

Kegiatan pendampingan dengan beberapa materi sesuai kebutuhan sekolah sebagai berikut :

No Kabupaten/Kota Program Pendampingan
1 Pekanbaru Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
2 Kampar Penyusunan Soal HOTS
3 Siak PPK  dan Model-model Pembelajaran
4 Pelalawan GLS
5 Kuantan Singingi PPK  dan Model-model Pembelajaran
6 Bengkalis GLS dan PPK
7 Rokan Hulu GLS dan Penyusunan Soal HOTS
8 Rokan Hilir Model Kelas Sukses
9 Indragiri Hulu E-learning  dalam pembelajaran
10 Indragiri Hilir GLS
11 Kepulauan Meranti Penyusunan Soal HOTS
12 Dumai GLS dan Penyusunan Soal HOTS

2. Hasil

Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Indikator dan Temuan

Indikator Keberhasilan Temuan
Menbentuk Tim Literasi Sekolah

Menyusun program Literasi Sekolah

Mensosialisasikan program literasi sekolah kepada seluruh warga sekolah

Belum memiliki program literasi secara tertulis

Belum memiliki SK tim literasi

Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung belum ada pojok baca dikelas
Kegiatan membaca 15 menit setiap hari  pada (awal, tengah atau diakhir) pembelajaran Belum ada jurnal harian
Menanggapi buku yang telah selesai dibaca.

kegiatan-kegiatan seperti kontes membaca/menulis, seminar literasi, temu penulis dll

Belum terlaksana

Ada sekolah yang sudah mempublikasikan antologi cerpen dan pantun siswa  (SMK Labor Pku)

Penggunaan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran. Belum terlaksana

2). Saran

  1. membentuk tim literasi yang di SK kan oleh Kepala Sekolah
  2. membuat program literasi secara tertulis yang disahkan oleh Kepala sekolah
  3. mensosialisasikan program literasi kepada seluruh warga sekolah melalui surat atau ditempelkan di papan pemngumuman sekolah serta mengajak orang tua rapat sehingga orang tua tahu apa yang harus mereka lakukan dalam membantu anak-anaknya dirumah.
  4. Memberikan penguatan tentang pelaksaanaan literasi pada kegiatan pembelajaran
  5. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program GLS secara terprogram dan berkelanjutan untuk mengumpulkan bukti-bukti keterlaksanaan program menggunakan instrumen evaluasi seperti yang telah dilatihkan pada kegiatan SPMI sebagai bagian dari penjaminan mutu disekolah.
  6. Penyusunan Soal HOTs

1). Tahapan Kegiatan

  1. Menganalisis tingkat kompetensi KD berdasarkan ranah kognitif
  2. Menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
  3. Memilih KD pengetahuan
  4. Menyusun soal HOTS baik soal uraian maupun soal pilihan ganda sesuai dengan tingkat pencapaian KD

2). Hasil

  1. Sebagian besar guru sudah mampu menyusun soal HOTS baik soal uraian maupun soal pilihan ganda.
  2. Kesulitan yang banyak ditemui: kemampuan guru dalam menentukan level kognitif soal
  3. Pendampingan E-Learning

1) Tujuan

  1. Guru Mampu memanfaatkan e-learning/pembelajaran jarak jauh
  2. Guru Mampu mengelola kelas dalam pembelajaran jarak jauh
  3. Guru Mampu melakukan penilaian dalam pembelajaran jarak jauh
  4. Guru Mampu menganalis hasil ujian/penilaian dalan dalam pembelajaran jarak jauh

2) Kendala

  1. Jaringan internet tidak merata
  2. Kemampuan guru dalam TIK dasar kurang memadai
  3. Guru belum optimal dalam pemanfaatan literasi digital
  4. Waktu pendampingan kurang maksimal
  5. Sebagian guru belum menyadari manfaat pembelajaran E-Learning
  6. Keterbatasan sarana dan prasarana terutama untuk siswa
  7. Pendampingan Model Kelas Sukses (MKS)

Model Kelas Sukses merupakan sebuah program yang dikembangkan untuk membantu guru mengantarkan peserta didiknya dalam mencapai ketuntasan pada proses pembelajaran dengan berbagai strategi dan secara berkolaboratif bersama teman sejawat.

1) Tujuan

  1. Meningkatkan kompetensi guru dalam keterampilan a) penyusunan soal HOTS; b) pemanfaatan Model Pembelajaran berorientasi HOTS; c) penyusunan RPP; d) Penilaian; dan e) penerapan Lesson Study.
  2. Meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya keterkaitan Kompetensi dasar antar jenjang kelas.
  3. Meningkatkan kesadaran guru untuk meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik

2) Tahap Kegiatan

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Tahapan MKS

Gambar 2. Proses Pembinaan dalam MKS

Rata-rata  Kelas UKA =  33.54 dan Rata-rata Kelas UKP = 41.73

Pendampingan PPK

1) Kegiatan Pendampingan

  1. Analisis kebutuhan sekolah tentang program pengembangan sekolah
  2. Mengajukan beberapa alternatif program sekolah yang dapat dikembangkan
  3. Menetapkan program pilihan sekolah
  4. Melakukan sosialisasi tentang PPK bagi PTK di sekolah
  5. Menginventarisir karakter yang akan diimplementasikan di sekolah
  6. Menetapkan pilihan
  7. Membuat dan menetapkan branding sekolah
  8. Mengimplementasikan program PPK
  9. Melaporkan pelaksanaan PPK di wilayah sekolah binaan secara tertulis

C. Pelaksanaan SPMI Tahun 2018

1. Pelaksanaan Kegiatan

  1. Pendampingan Tahun 2018 difokuskan untuk 2 program, yaitu Program SPMI dan Progam Model Kelas Sukses (MKS).
  2. Pendampingan SPMI pada sekolah binaan dilaksanakan oleh Fasda yang berasal dari unsur pengawas
  3. Pendampingan Model Kelas Sukses (MKS) oleh Fasnas dan Fasda  LPMP Riau kepada seluruh sekolah binaan LPMP Riau.

2. Hasil

  1. Pendampingan SPMI
  2. Pendampingan berjalan sesuai target untuk sekolah binaan LPMP Riau.
  3. Kendala : Kurangnya waktu dan tumpang tindih kegiatan lain di sekolah
  4. Pendampingan MKS 2018
  5. Pendampingan MKS dilaksanakan oleh WI LPMP Riau kepada seluruh sekolah binaan
  6. Kendalah : Pendampingan hanya dilaksanakan satu kali, sehingga tidak bisa menyelesaikan siklus MKS
  7. Pada tahap ini kegiatan MKS masih dalam tahap penguatan pemahaman guru terhadap kompetensi penyusunan perangkat pembelajaran diantaranya :
    • Pemilihan KD
    • Dimensi Pengetahuan
    • Tingkat Kompetensi KD
    • Analisis KD Ketrampilan
    • Perumusan IPK.
  8. Dalam kegiatan itu juga diadakan asesment sebelum dan sesudah kegiatan program, Adapun hasilnya sebagai berikut :

Gambar 1 Pemilihan Kompetensi Dasar (KD)

Gambar 2 Dimensi Pengetahuan

Gambar 3 Tingkat Kompetensi KD

Gambar 4 Analisis KD Keterampilan

Gambar 5 Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Gambar 6 Persentase Rerata Per Sekolah

D. Pelaksanaan SPMI Tahun 2019

1. Pelaksanaan Kegiatan

  1. Pendampingan dilakukan berdasarkan pada data PMP tahun 2018 dan hasil pendampingan Fasnas/Fasda LPMP Riau thn 2018,
  2. Pendampingan 2019 melibatkan Fasnas/ Fasda dari LPMP Riau maupun dari Kabupaten/ Kota,
  3. Program pendampingan 2019 terdiri dari program wajib dan program pilihan.

2. Tugas dan Tanggungjawab

FASNAS/FASDA KAB/KOTA

  • Melakukan Pendampingan Tahap 1 (8 JP)
  • Tugas dan Tanggung Jawab : Memastikan Dokumen SPMI siap pakai untuk kegiatan pendapingan 2 dan 3

FASNAS/FASDA LPMP RIAU

  • Pendampingan tahap 2 Wajib : PPK dan Literasi (8 JP)
  • Pendampingan tahap 3 : berdasarkan kebutuhan(8 JP)

3. Program Wajib

Program PPK dan Literasi

Peserta didik memerlukan keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka). Dalam lingkup karakter, penguatan pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius, (2) nasionalis, (3) mandiri, (4) gotong royong, (5) integritas (Depdikbud, 2016).

Struktur Program adalah sebagai berikut :

Struktur Program PPK dan Literasi

No Materi JP
A Umum  
1 Kebijakkan tentang PPK dan Literasi 1
B Pokok
2 Konsep Dasar PPK dan Literasi 1
3 Implementasi PPK dan Lietarasi dalam Pembelajaran 1
4 Praktek Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Berbasis PPK dan Literasi 4
C Penunjang
5 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

4. Program Pilihan

Program pilihan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan pada Peta Mutu Pendidikan setiap sekolah model. Beberapa  program pendampingan pilihan adalah sebagai berikut:

  1. Penyusunan Soal HOTS
  2. Penyusunan RPP
  3. Penilaian
  4. Lesson Study
  5. Model Kelas Sukses (MKS)
  6. Penyusunan RKS/RKAS berdasarkan PMP
  7. Pembinaan UKS dan Prog Ekstrakurikuler
  8. Dll

Adapun struktur programnya sebagai berikut :

PENYUSUNAN SOAL HOTS

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar Penyusunan Soal HOTS 2
B Pokok
2 Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS 2
3 Penyusunan Soal Pilihan Ganda HOTS 2
4 Penyusunan Soal Uraian HOTS 2
C Penunjang
5 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

PENYUSUNAN RPP

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar Penyusunan RPP 2
B Pokok
2 Penyusunan RPP 5
C Penunjang
3 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

PENILAIAN

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar Penilaian 2
B Pokok
2 Teknik Penilaian Sikap 1
3 Teknik Penilaian Pengetahuan 2
4 Teknik Penilaian Keterampilan 1
5 Pelaporan Hasil Pembelajara 1
C Penunjang
6 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

LESSON STUDY

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar Lesson Study 1
B Pokok
2 PLAN 2
3 DO 2
4 SEE 2
C Penunjang
5 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

MODEL KELAS SUKSES

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar MKS 2
B Pokok
2 Perancangan MKS 2
3 Implementasi MKS 3
C Penunjang
4 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

Penyusunan RKS/RKAS berdasarkan PMP

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar RKS/RKAS dan PMP 1
B Pokok
2 Perancangan RKS/RKAS 2
3 Aplikasi RKAS 2
4 Manajemen RKAS 2
C Penunjang
4 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8

Pembinaan UKS dan Prog Ekstrakurikuler

No Materi JP
A Umum  
1 Konsep Dasar  UKS dan Ekstrakurikuler 2
B Pokok
2 Perancangan Program UKS dan Ekstrakurikuler 2
3 Program Monitoring dan Evaluasi kegiatan UKS dan Ekstrakurikuler 3
C Penunjang
4 Evaluasi Kegiatan 1
Total JP 8
5. Temuan Dan Solusi
NO TEMUAN SOLUSI
1 Sekolah belum menyusun anggaran untuk kegiatan Pemenuhan Mutu Meyakinkan pihak sekolah agar memasukkan anggaran pemenuhan mutu ke dalam RKAS
2 Pemahaman sekolah tentang tahapan SPMI kurang Membuat buku panduan praktis pelaksanaan SPMI
3 Pemahaman sekolah tentang pemetaan yang berintegrasi dengan DAPODIK masih kurang Agar sekolah diberi penguatan tentang fungsi DAPODIK dalam peningkatan mutu satuan pendidikan
4 Peran pemerintah daerah masih rendah/ TPMPD belum berfungsi Agar LPMP mengadakan kunjungan ke Kab /Kota untuk sosialisasi pentingnya TPMPD dalam penjaminan mutu, ditambah ada buku panduan untuk TPMPD
5 Kompetensi pengawas pembina tidak merata Agar semua pengawas diberikan bimtek SPMI dilengkapi dengan buku panduan SPMI, dan dibimbing melalui media online/ WA Grup jika mengalami masalah.
6 Waktu pendampingan tidak sebanding terhadap materi yang harus disampaikan Dengan cara diberikan tugas-tugas,  dan  tetap dibimbing melalui WA/  media online.
7 Sebagian sekolah meliburkan siswanya, karena kegiatan pendampiingan dilaksanakan pada jam efektif dan melibatkan seluruh guru Kegiatan dilaksanakan di hari sabtu,  minggu atau hari libur yg lain.
8 Kondisi geografis sekolah imbas terhadap sekoah binaan sulit ditempuh, sehingga tidak bisa hadir Pemilihan sekolah binaan diusahakan dipilih di lingkungan yg pnya banyak sekolah di sekitarnya. khusus untuk sma/smk jangan dipaksanakan harus banyak imbasnya. Yang kira-kita terjangkau aja

*Widyaiswara*